Yang Perlu Dilakukan Ketika Anak Sering Berkata Kasar
Friday, August 9, 2019
Orangtua harus jeli mencari penyebab anak makin senang menggunakan kata-kata kasar/jorok tersebut. |
Pergaulan anak yang semakin luas, tak hanya di dalam rumah lagi, namun di luar rumah dan di sekolah. Selain memberikan efek positif, juga dapat menyumbangkan efek negatif. Salah satu efek negatif itu, anak jadi mendapat perbendaharaan kata-kata kasar/jorok yang menyebabkan para orangtua bingung dalam mengatasi perilaku anak ini.
Perilaku suka meniru amat melekat pada anak-anak. Apa yang dilihat atau didengar di lingkungannya, akan ditiru anak. Begitu ada sesuatu yang baru di lingkungan, termasuk kata-kata kasar/jorok akan cepat diadopsinya. Selain itu, kemampuan anak untuk mempelajari hal baru berkembang pesat dan bersemangat mengeksplorasi berbagai hal di lingkungan.
Pada umumnya, saat anak berkata kasar, ia belum memahami benar arti kata-kata yang ia ucapkan. Anak pun belum memahami, apakah kata-kata itu pantas atau tidak pantas untuk diucapkan. Jadi, anak mengatakan hal itu bukan bermaksud memaki, tetapi semata-mata hanya sekadar meniru. Apalagi jika reaksi lingkungan mendukung hal itu.
Tentunya orangtua tak boleh berdiam diri. Kita perlu meluruskan sikap atau perilaku anak agar tidak menimbulkan hal-hal negatif lain. Apalagi kalau sampai menganggap, anak berkata kasar adalah hal biasa-biasa saja, bukan sesuatu yang ”tabu”. Berikut ini langkah-langkah bijak yang dapat diambil saat anak berkata kasar seperti yang lansir dari Kompas (30/09).
Saat anak berkata kasar, awasi dan dampingi anak saat bermain. Hindari lingkungan yang “mengesahkan budaya” berucap kata-kata tak pantas. Namun perlu diingat, kita tidak bisa terus-menerus “mensterilkan” lingkungan anak. Lambat-laun akan ada pengaruh dari lingkungan luar yang memang tidak sesuai dengan nilai-nilai positif yang telah ditanamkan di rumah (keluarga).
Baca: Cara Agar Anak Mendengar dan Nurut Ketika Diberitahu
Saat anak berkata kasar, jelaskan arti katanya. Coba tanyakan pada anak apa maksud anak berkata kasar. Bisa jadi ia memang belum paham arti kata-kata kasar/jorok itu dan belum sadar kalau kata-kata itu dapat menyakiti orang lain. Gali pemahaman anak tentang kata tersebut dan mencari tahu alasan ia melontarkannya, lalu meluruskan perilakunya yang kurang terpuji itu.
Membuat kesepakatan saat anak berkata kasar. Bila anak menggunakan kata kasar, buat kesepakatan dengannya. Contoh, bila ia masih mengucapkan kata tersebut, padahal sudah dinasihati, maka ia akan dihukum sesuai yang sudah disepakati. Berusahalah bersikap wajar/tidak. Kemarahan terkadang justru membingungkan anak dan tidak efektif mencegahnya untuk kembali berkata kasar.
Orangtua harus jeli mencari penyebab anak makin senang menggunakan kata-kata kasar/jorok tersebut. Apakah tiap kali ia berucap kata-kata kasar, lalu ditertawakan oleh para anggota keluarga lain di rumah? Kalau memang demikian, beri pengertian pada anggota keluarga lainnya untuk tidak memberikan respons positif bila anak melontarkan kata-kata yang kurang pantas. Umumnya, anak akan segera menghentikan kebiasaan buruknya karena ia tahu tidak sukses mendapat perhatian dari perilaku itu. Sumber https://www.sekolahdasar.net/